REVIEW : Girl on the Third Floor (2020)



Travis Stevens melakukan debutnya sebagai sutradara lewat film Girl on the Third Floor yang sudah tayang di bioskop Indonesia pada 29 Januari 2020. Dibintangi oleh mantan pegulat profesional yang juga merupakan seorang petarung ilmu bela diri campuran, Phil “CM Punk” Brooks, yang bersanding dengan aktris pendatang baru, Sarah Brooks.

Menceritakan mantan pengacara bernama Don Koch (Phil “CM Punk” Brooks) yang ingin membuka lembaran baru dalam kehidupan. Dia membeli sebuah rumah kumuh di pinggiran kota Chicago dengan maksud merenovasinya. Namun, Don mulai mengalami peristiwa aneh di dalam rumah tersebut.

1. Teror Supernatural Di Rumah Baru


Dari awal film Girl on the Third Floor dimulai sampai akhir, lokasi yang bakal kalian lihat adalah sebuah rumah kumuh yang ditinggalkan. Bercerita tentang Don Koch seorang suami yang membeli rumah untuk istrinya, Liz (Trieste Kelly Dunn), yang jauh dari perkotaan. Saat proses merenovasi rumah barunya, Don langsung merapikan semua peralatan yang ditinggalkan oleh pemilik sebelumnya.

Saat merenovasi, Don melihat sebuah cairan aneh yang keluar dari dinding rumahnya. Enggak tahan melihatnya, dia menyentuh cairan tersebut dan mulai mengecat dinding itu.

Setelah selesai mengecat tembok tersebut, dia beralih ke tembok lain yang memiliki lubang besar. Karena melihat sesuatu di dalamnya, Don memasukan tangannya dan mendapatkan benda yang terkubur di dalam tembok itu. Namun, teror supernatural dimulai saat ada bola kelereng yang secara tiba-tiba muncul dihadapannya.


2. Alur Cerita Dan Jumpscare Yang Kurang Maksimal


Sekali lagi, Girl on the Third Floor menjadi contoh bahwa alur cerita merupakan elemen penting dalam sebuah garapan film horor. Meski bertema horor, alur cerita yang baik sangat diperlukan agar bisa mengikat penonton.

Sayangnya, film keluaran Queensbury Pictures ini belum bisa memanfaatkan elemen jumpscare dengan maksimal. Sepanjang menonton film ini, bisa dibilang dengan mudah untuk bisa menebak semua jumpscare yang disajikan. Bahkan, eksekusinya kurang matang.

Namun, suasana makin mencengkam ketika anjing peliharaanya Don, Cooper, ditemukan enggak bernyawa dalam mesin cuci. Dari darah yang terlihat, cukup membuat kalian akan ikut bersimpati kepada hewan yang dikenal sebagai teman manusia ini.

Sekaligus membuat kesan psychological thriller-nya sedikit terasa. Tambahannya, ada plot twist yang cukup menyelamatkan, meski lagi-lagi alur ceritanya kurang detail.


3. Debut CM Punk Dalam Dunia Perfilman


semenarik Dwayne “The Rock” Johnson. Don Koch bisa diperankan Phil “CM Punk” Brooks dengan baik. Dia menjadi seorang suami yang macho. Saat teror dimulai, pendalaman karakter CM Punk cukup terasa.

Apalagi ketika scoring mulai naik, CM Punk berhasil menggambarkan rasa frustasi sekaligus depresi ketika dia mulai dihantui. Perasaan frustasi dan enggak tahu harus berbuat apa akan ikut kalian rasakan.

Sayangnya, pembawaan para pemain pendukung malah yang membuat cerita ini terasa membingungkan. Selain Sarah Brooks yang masih memberikan akting yang cukup menghibur, pemeran Ellie Mueller (Karen Woditsch) kurang mendalami karakternya.

Terlepas itu semua, sebenarnya Girl on the Third Floor berpotensi menjadi film horor yang apik karena memiliki skenario yang bagus. Sayangnya, lagi-lagi eksekusi film ini enggak berjalan dengan maksimal. Untungnya, akting dari CM Punk bisa memberikan warna dalam film besutan Trevor Stevens ini.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama